Oleh : Ir. Saat Suharto Amjad, (Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZIS (BAZNAS PROV DKI JAKARTA)
Hari itu kami sedang diskusi mengenai revitalisasi pada kampung Pasar Gembrong yang pada hari minggu (24/04/2022) silam terbakar. Ternyata selain lapak lapak yang berdiri sepanjang jalan tersebut, sejumlah 138 (seratus tiga puluh delapan) rumah lebih pada perkampungan yang berada di belakangnya ikut pula terbakar.
Tak kurang ada 4 (empat) RT terdampak yakni RT 02, RT 04, RT 05 dan RT 06. Diskusi tadi terjadi di ruang Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan dan berjalan seru karena team internal BAZIS (BAZNAS PROV. DKI) yang telah melakukan assesment beradu ide dengan team vendor yang juga telah selesai melakukan survei.
Alhamdulillah, kemudian di sepakati bahwa konsep kampung akan mempertahankan batas batas tanah yang ada dengan memberikan pelebaran ruang gang menjadi minimal 1,2 meter untuk menjadi jalan evakuasi dan pertolongan pertama pada waktu bencana dan lebar tersebut cukup untuk menanam septictank bio yang memiliki dimensi yang membutuhkan lebar itu.
Pada diskusi tersebut kami melihat bahwa salah satu kerentanan kebakaran adalah ketidakmampuan mengakses sumber air yang berlimpah di sungai dibelakang kampung karena semua akses tertutup dengan bangunan rumah, padahal sesungguhnya ada ketentuan mengenai GSS (Garis Sempadan Sungai) dimana selebar 6 meter sepanjang sungai tidak boleh di bangun dan harus menjadi jalan inspeksi.
Kemudian kami bersepakat mengusulkan untuk merubah orientasi kampung menjadi menghadap sungai dan sepakat menyerahkan kepada Wali Kota Jakarta Timur tentang hal tersebut, demikian pula terhadap selokan yang seharusnya ada di sepanjang jalan tepat sejajar dengan trotoar jalan Pasar Gembrong yang seharusnya ada, akan tetapi pada kondisi eksisting telah beralih fungsi menjadi bangunan.
Menyadari batas batas kewenangan kami itulah maka kami menyerahkan kepada Pemkot Jakarta Timur dan meminta arahan Pak Wali.
Kampung Regeneration
Bagi BAZIS, Program revitalisasi pada kampung-kampung yang terkena bencana telah mulai dilaksanakan sejak tahun 2020 dan telah selesai dikerjakan di beberapa tempat dengan mengusung konsep “Kampung Regeneration“.
Kampung regeneration mengambil dari “City Regeneration” yang telah di tetapkan sebagai program PEMPROV DKI Jakarta.
Pada program tersbeut BAZIS DKI menterjemahkannya dengan apa yang secara ringkas sering disampaikan Pak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan “Singkirkan kumuhnya, hidupkan kampungnya”.
Sehingga kami memulai dengan mengidentifikasi apa vulnerability dari kampung tersebut yang dapat kami perbaiki sehingga menjadi kampung yang kuat, tangguh dan hidup seraya kami mengidentifikasi pula kekuatan yang ada yang bisa kita tingkatkan.
Pada konsep “Kampung Regeneration” Itu pula kami membuat standar kampung sehat yang meliputi sehat ruhani, sehat jasmani, sehat intelektual, sehat finansial dan sehat lingkungan serta sosial nya. Konsep lima sehat ini kami bangun dari pemahaman mengenai lima maksud diturunkan agama atau maqasidus syar’i.
Karena program memang telah di tetapkan, maka begitu terjadi bencana BAZIS DKI bersegera melakukan assesment atas terutama berkaitan dengan legalitas tanah sehingga tatkala Pak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan peninjauan pada (25/04/22). BAZIS DKI telah menghitung sumberdana dan sumberdaya yang kami punya dan ketika peninjau kedua oleh ANies Baswedan pada (03/05/2022) BAZIS DKI telah selesai membangun konsep dan mempresentasikan dihadapan para stakeholders.
Diantara para stakeholders utama adalah Walikota Jakarta Timur Bapak Muhammad Anwar yang sangat sigap pula mengundang seluruh SKPD terkait untuk membahas mengenai legalitas kemudian desain yang kami ajukan serta pendanaan bagi program tersebut.
Kesepakatan Stakeholders
Pertemuan di ruang pola lantai 2 gedung balaikota Jakarta Timur berjalan penuh semangat, SKPD terkait menunjukkan antusias berkolaborasi.
Bapak Muhamamd Anwar, atau sering disapa Pak Wali sendiri turun tangan untuk memimpin rapat tanggal (28/06/2022) yang kemudian menyepakati waktu pelaksanaan kerja bakti seluruh eksponen masyarakat, aparat kelurahan, PPSU, satpolpp, BPBD, juga dari BAZIS, termasuk relawan tanggap bencana BBTB (BAZNAS BAZIS TANGGAP BENCANA) juga relawan dari mahasiswa MDJ (Masa Depan Jakarta) yakni para Mahasiswa yang mendapat bantuan biaya pendidikan BAZIS terutama yang berasal dari wilayah JakTim.
Pada rapat tersebut, juga menyepakati bahwa semua pelatihan yang merupakan pembangunan soft infrastruktur pada masyarakat agar dapat berubah pola pikir dan pola hidup nya diupayakan semaksimal mungkin telah di lakukan saat mereka masih di hunian sementara yang telah disediakan PEMKOT di rumah susun sembari pembangunan fisik kampung dilakukan secara paralel.
Disepakati untuk 138 rumah akan dibangun oleh BAZIS dengan dana kebencanaan, sedangkan untuk infrastruktur yang lain seperti selokan, listrik, air, jalan akan dilakukan oleh dan dengan dana SKPD masing-masing.
Kampung Gembira Gembrong
Pagi itu cuaca cerah secerah warna kaos yang dipakai para peserta apel kerja bakti yang dipimpin oleh Bapak Anies Baswedan dan mencanangkan nama baru yang sesuai dengan semangat kampung tersebut menjadi sentra mainan anak anak.
Maka, tanggal (01/07/2022) menjadi tanggal yang akan di ingat oleh masyarakat karena kini kampung tersebut diberi nama Kampung Gembira Gembrong dan dinyatakan sebagai kampung yang akan mengusung konsep baru yakni Waterfront city.
Yakni kampung yang akan menjadikan sungai sebagai halamannya, sebagai ruang bermain, sebagai sahabat yang akan dirawat dan akan memberikan manfaat kepada masyarakat.
Antusias masyarakat memang dari awal telah kami lihat, kemauan untuk berubah sangat nampak pada pimpinan pimpinan masyarakat nya terutama ketua RW 01 yakni Bapak Maju Saiman Hutabarat yang sangat kompak dengan Bapak Suratman selaku sekretaris dan para ketua RT seperti Otong Darmanto, Agung Ismail, Rakhmat serta Mugiharto.
Kepemimpinan merekalah kunci sukses sesungguhnya dari program BAZIS DKI tersebut, bahkan dengan pendekatan pendekatan yang mereka lakukan maka beberapa hal yang tadinya kami kesulitan seperti mengatur ulang rumah rumah yang dibangun dan juga memberikan ruang untuk sarana umum seperti ruang temu komunitas, PAUD masjid dan lain-lainnya.
Maka kami menyaksikan betapa masyarakat Kampung Gembira Gembrong sangat luar biasa tercatat mereka mereka yang memberikan hibah atas tanah-tanah mereka untuk warga yang lain yang tidak mendapatkan ruang karena rumah miliknya terpotong sempadan jalan juga yang memberikan wakaf untuk musholla yang ditingkatkan menjadi masjid. Warga warga luar biasa itu adalah Hj Masni, Hj Tuti Alawiyah, Sudiman, Hj Supriyatin, Wulan Rizki Lestari, Ngatin, Rawinah, Hj Daumi.
Dari wajah cerah Kampung Gembira Gembrong ini kita mendapatkan pesan kesatu-paduan yang kuat, kerelaan dan kebersamaan yang sangat tinggi yang semoga akan menjadi pondasi kemajuan kampung tersebut dimasa yang akan datang.